readbud - get paid to read and rate articles

Selasa, 19 Januari 2010

Aku Dan Kebebasan

Aku lahir di Gunungkidul. Sebuah kabupaten di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari keluarga biasa yang hidupnya biasa juga. Tapi aku selalu bercita-cita menjadi luar biasa (entah bisa gak yaa....).
Newbee di dunia maya. Belajar, belajar dan ingin selalu belajar. Lahir dan merangkak di dalam dunia yang semakin tua. Mengais dan mengendus segala hal yang berbau ilmu. Mungkin aku gila dengan ini. Tapi aku tak peduli. Selama aku masih bisa berbagi dengan mereka, mengapa aku harus khawatir? Toh akhirnya semua juga akan kembali pada-Nya. Dan mengapa aku harus juga memendam ilmu (yang tidak seberapa ini) yang aku miliki. Sedangkan mereka membutuhkannya?
 Belajar berbagi adalah salah satu upaya mengurangi beban hidup yang semakin lama semakin berat. Kalau kita mampu berbagi (ilmu apa saja --------->>> tidak melanggar HAM, No Sex, No Rasis, No Porn ), mengapa harus dipendam? Bukankah amal dan ilmu kita semakin bertambah? Mengapa harus takut untuk berbagi imu?   Sedangkan Rasulullah SAW pun memerintahkan lewat sebuah hadist untuk mencari ilmu walau sampai negeri China. Ilmu membuat kita terbebas dari suku, ras, kasta, agama dan tingkatan sosial. Kalau kita bicara kebebasan, adakah Kebebasan yang nyata itu? Kalau aku bilang tidak ada. Karena Kebebasan kita dibatasi oleh orang lain  Dan kebebasan yang benar-benar bebas hanya bersemayam di pikiran kita masing-masing.
Kembali ke aku. Lahir, besar dan sekolah sampai SMA di Gunungkidul. Melanjutkan perguruan tinggi di Kota Gudeg Yogyakarta.